PatiToday.com, PATI KOTA- Ratusan hektar lahan sawah khususnya di Desa Kasiyan dan Desa Poncomulyo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati terendam banjir. Padahal, sebagian besar lahan sawah terus siap memasuki masa panen raya. Kondisi ini mengundang rasa keprihatinan dari Penjabat (Pj) Bupati Pati, Sujarwanto Dwiatmoko.
Pihaknya pun berjanji bakal meminta Bulog untuk membeli gabah yang kebanjiran tersebut sesuai dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian.
"Ada beberapa desa di Kecamatan Sukolilo yang terendam, salah satunya Desa Kasiyan. Beberapa sawah yang berada di desa Poncomulyo Kecamatan Sukolilo seharusnya hampir panen, tinggal 5 sampai 10 hari lagi, tapi justru terendam air hingga mencapai bulir padi. Akibatnya, petani terpaksa memanen padi dalam kondisi basah dan tidak maksimal. Hal ini tentu mempengaruhi kualitas beras yang dihasilkan. Kami berterima kasih jika Bulog akan menerima gabah petani meskipun kondisinya tidak sempurna," ungkap Sujarwanto, Minggu (09/02/2025).
Selain kerugian di sektor pertanian, genangan air juga mengganggu kenyamanan warga. Tercatat ada 27 rumah yang terendam banjir setinggi lebih dari 40 cm, dan membuat warga tidak dapat beraktivitas normal.
Sebelumnya, Pimpinan Bulog Pati Nur Hardiansyah, menjelaskan regulasi hingga juru teknis penyerapan gabah Rp 6.500 ini sudah siap. Pihaknya siap menggandeng sejumlah pihak untuk menyerap beras Rp 6.500 ini.
Mulai dari Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), mitra, kelompok tani (Poktan) hingga gabungan kelompok tani (Gapoktan) di sejumlah wilayahnya.
”Program serapan GKP itu terkait regulasi atau juknis sudah siap, untuk atasi keterbatasan fasilitas dryer dari Bulog kami akan menggandeng kemitraan dengan pengusaha yang memiliki fasilitas pengeringan, terkait gabah kering panen, itu Rp 6.500 per kilogram,” tutur Nur Hardiansyah.
Untuk mendukung kesuksesan program tersebut, saat ini pihaknya sudah bersiap. Bulog Pati juga mulai memperluas kerjasama yang dijalin dengan sejumlah mitra Bulog seperti penggilingan padi yang tergabung dalam Perpadi maupun yang belum tergabung Gapoktan dan Poktan. (Red)