PatiToday.com-Sekitar 100 Orang mengikuti Pelatihan Kesiap-siagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) di Hall Sasono Kencono Roso rumah makan Sapto Renggo Baru Jl. Raya Pati - Kudus Desa Badegan, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Minggu, 6/8/2017. Pukul, 09.30 Wib - Selesai.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala BPBD Kabupaten Pati Sunarto, Perwakilan dari PMI Kabupaten Pati Pitono, Camat Margorejo diwakili Edy Sumarno, Danramil 12/Margorejo Kapten Sriyanto, Kapolsek Margorejo AKP Eko Pujiono, Ketua LSM Pati Mandiri Purwanto Hadi dan Masyarakat Margorejo.
KBBM adalah Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) atau Community Based Disaster Preparedness (CBDP) adalah program pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk mengambil tindakan inisiatif dalam mengurangi dampak bencana yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.
Program KBBM bersifat partisipatif dan merupakan pendekatan lintas-sektoral melalui langkah - langkah mitigasi yang diarahkan pada pengurangan kerentanan fisik, lingkungan, kesehatan dan sosial - ekonomi, serta sebab-sebab yang tidak terduga lainnya.
Program KBBM berupaya menurunkan kerentanan individu, keluarga, dan masyarakat terhadap dampak bencana melalui pemberian informasi serta tentang manajemen bencana, khususnya upaya-upaya kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko serta tanggap darurat bencana.
Program KBBM menggunakan cara-cara yang relatif sederhana dan mudah dilaksanakan. Masyarakat di kalangan bawah sekalipun dapat melakukan langkah-langkah tepat untuk mengurangi kerentanan dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana.
Untuk Siapa Program KBBM ? Seluruh warga masyarakat, khususnya masyarakat yang rentan dan miskin di wilayah rawan bencana.
Tujuan KBBM adalah Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melaksanakan upaya - upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko atau dampak bencana yang terjadi di lingkungannya.
Meningkatkan kapasitas PMI dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan terkoordinasi kepada para korban bencana.
Manajemen penanggulangan bencana sampai dengan kurun waktu terakhir ini hanya terfokus pada upaya bantuan, penyelamatan masyarakat yang terkena dampak bencana, serta rehabilitasi dan rekonstruksi yang tentu saja memerlukan biaya sangat mahal. Cara-cara ini terus menerus dilakukan tanpa adanya langkah-langkah bagaimana mengurangi dampak bencana dan tingkat risiko kerusakan.
Dengan Program KBBM, PMI melakukan langkah-langkah pemberdayaan kapasitas masyarakat agar mampu mengurangi tingkat risiko dan dampak bencana yang ditimbulkan.
PMI melatih TSR (Tenaga Sukarela) sebagai Tim Sibat yang diharapkan dapat menggerakkan dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kapasitasnya dalam melaksanakan upaya - upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko atau dampak bencana.
KBBM sangat tepat dilaksanakan di desa/kelurahan atau daerah rawan bencana yang masyarakatnya memiliki tingkat kerentanan tinggi. Selain itu, mereka juga mudah untuk dimotivasi
dalam melakukan kegiatan.
Program KBBM mencakup Kesehatan tindakan pencegahan dan upaya mitigasi yang berkaitan dengan penyelamatan jiwa manusia. Sehingga setiap individu memperoleh akses pelayanan kesehatan, karena dampak bencana biasanya menimbulkan penyakit epidemik, polusi, kekurangan gizi, dan lain-lain.
Di desa/kelurahan di mana wabah malaria dan demam berdarah berjangkit dilakukan pemberantasan nyamuk. Cara yang digunakan misalnya dengan larvasiding, yakni menebar ikan nila, sebagai pemakan jentik-jentik nyamuk. Dilakukan juga kelambunisasi, yaitu penyuluhan akan pentingnya menggunakan kelambu pada saat tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk.
Kerja bakti 3 M (Menguras, Menutup dan Menimbun) merupakan hal yang rutin yang dilaksanakan bukan hanya saja memberantas nyamuk tetapi juga menjaga kebersihan lingkungan secara umum.
Manfaat Program KBBM untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam manajemen bencana dan tanggap darurat bencana. Tim Sibat mengorganisasikan dan memberdayakan sumber daya masyarakat setempat untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan serta mensosialisasikan cara-cara hidup yang bersih dan sehat.
Melibatkan sistem administrasi pemerintahan desa/kelurahan dalam menyusun konsep pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan dan dampak bencana.
Konsep KBBM sangat mudah dan dapat diterapkan di lapangan, sehingga dapat dijadikan model pengembangan manajemen bencana di lingkungan PMI, pemerintah, maupun lembaga lain yang peduli pada penanganan bencana. Upaya mitigasi struktural (fisik) yang dilaksanakan dalam Program KBBM untuk mengurangi tingkat bahaya dan risiko dampak bencana, yang pada akhirnya mengurangi kerentanan dan kemiskinan struktural dimasyarakat.
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan Program KBBM mencakup:
1). Sosialisasi dan advokasi
2). Kemitraan dengan Pemda dan institusi lain.
3). Pembentukan Tim Satgana dan Tim Sibat
4). Pendidikan dan pelatihan.
5). VCA/PRA dan Pemetaan.
6). Perencanaan Partisipatif.
7). Promosi Perilaku Sadar Bencana.
8). Memobilisasi/Menggerakkan Masyarakat.
9). Upaya-upaya Mitigasi/Pengurangan Risiko Bencana
10). Memastikan adanya keberlangsungan dan masing - masing pendekatan tersebut akan dibahas secara rinci pada bagian-bagian berikutnya. (Aris)