Notification

×

Iklan

Iklan

Rp10 Triliun dari Solo Great Sale: Strategi Baru Penguatan Ekonomi Jateng

29/06/25 | 20:40 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-29T13:40:11Z


PatiToday.com
, Solo –  Konsep Solo Great Sale, program peningkatan ekonomi berbasis UMKM dan pariwisata, siap diimplementasikan di seluruh Jawa Tengah. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Bupati Pati, Risma Ardhi Candra, dan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, Minggu (29/6) pagi.  Keduanya hadir dalam peluncuran Solo Great Sale yang bertepatan dengan Car Free Day di Kawasan Ngarsopuro, Surakarta.

 

Wakil Bupati Candra menekankan pentingnya program ini untuk meningkatkan kualitas UMKM di eks-Karesidenan Pati dan sekitarnya.  


"Tujuannya jelas, untuk meningkatkan kualitas UMKM dan memperkuat kerja sama antarwilayah, sehingga ekonomi daerah bisa berkembang secara merata," tegasnya.  


Lebih jauh, Candra melihat Solo Great Sale sebagai  manifestasi semangat gotong royong dalam membangun Jawa Tengah yang lebih maju dan sejahtera.

 

Acara peluncuran tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, didampingi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah, Kadin Solo Raya, serta para bupati dan wali kota dari seluruh wilayah Jawa Tengah.  Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk mensukseskan program ini.

 

Gubernur Luthfi sendiri menyampaikan target ambisius:  mencapai transaksi sebesar Rp10 triliun melalui Solo Great Sale.  Program ini, menurutnya, merupakan upaya kolaboratif untuk memperkuat ekonomi Jawa Tengah melalui sektor pariwisata, investasi, perdagangan, dan yang terpenting, UMKM.


Gubernur Luthfi menegaskan bahwa keberhasilan Solo Great Sale akan direplikasi di berbagai wilayah lain di Jawa Tengah.  


"Kegiatan serupa akan digelar di wilayah lain seperti Semarang Raya, Pekalongan Raya, Pati Raya, Banyumas Raya, dan beberapa kawasan strategis lainnya," ujarnya.  


Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan di seluruh penjuru Jawa Tengah.

 

Data yang disampaikan Gubernur menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang positif.  Investasi sejak Januari 2025 telah mencapai Rp21,9 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi di Pulau Jawa mencapai 97.505 orang.  Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah juga tercatat lebih tinggi dari rata-rata nasional, yaitu 4,98%.

 

Namun, Gubernur juga mengakui keterbatasan APBD dan PAD.  Oleh karena itu, kolaborasi investasi dan penguatan sektor UMKM menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi ekonomi Jawa Tengah.  


Gubernur menekankan pentingnya peran UMKM, mengingat dari total 4,2 juta pelaku UMKM di Jateng, sekitar 3,72 juta merupakan usaha mikro.  


"Harapannya, melalui kerja sama lintas wilayah, usaha mikro dapat berkembang menjadi usaha kecil dan menengah yang mampu bersaing secara nasional," pungkas Gubernur. (Aris)

×
Berita Terbaru Update