PatiToday.com, Tayu-Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, kembali diterjang banjir rob pada Jumat, 23 Mei 2025. Banjir yang merupakan siklus pasang laut terbesar tahunan ini diperparah oleh tingginya curah hujan di wilayah Kecamatan Gunung Wungkal pada hari yang sama. Akibatnya, air laut meluap hingga ke pemukiman warga, menyebabkan genangan air yang cukup tinggi di beberapa titik di Desa Tunggulsari.
Bencana ini tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Data yang dihimpun oleh Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi, SE, mencatat sebanyak 137 rumah terdampak banjir. Rinciannya, 36 rumah di RT 5, 34 rumah di RT 3, 20 rumah di RT 4, 27 rumah di RT 2, dan 20 rumah di RT 1.
Lebih menyedihkan lagi, banjir rob menyebabkan jebolnya tanggul tambak budidaya nila salin di kawasan pesisir. Sebanyak 120 hektar tambak terendam dan rata dengan air laut, mengakibatkan kerugian materiil bagi para petani diperkirakan lebih dari satu miliar rupiah. Tinggi air laut bahkan mencapai 60 cm di atas badan jalan tambak, setinggi permukaan air laut. Puluhan hektar sawah pun turut terendam.
Setyo Wahyudi menambahkan, masalah banjir rob di Desa Tunggulsari bukan hanya kejadian sesaat. Sejak tahun 2022, luas lahan pertanian padi terus menyusut karena semakin meluasnya genangan air laut ke arah barat. Abrasi pantai juga semakin parah, menumbangkan ribuan pohon mangrove dan belum mendapatkan penanganan yang memadai. Kerusakan infrastruktur jalan pertanian dan jalan desa akibat banjir rob yang terjadi secara berulang selama tiga tahun terakhir juga semakin memprihatinkan.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat segera memberikan solusi untuk meminimalisir risiko bencana rob di Desa Tunggulsari," ujar Setyo Wahyudi.
Selain solusi jangka panjang, Pemdes Tunggulsari juga berharap adanya bantuan untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir. Kerugian yang dialami warga tidak hanya berupa kerusakan rumah dan lahan pertanian, tetapi juga hilangnya mata pencaharian para petani tambak. Perlu penanganan terpadu dan komprehensif untuk mengatasi masalah ini. (Ars)